Senin, 09 Januari 2012

Syok Hipovolemik

Berikut ini akan dijelaskan mengenai syok dan penanganan pertama untum menangulanginya,
Secara umum, Syok adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis. Berdasarkan penelitian Moyer dan Mc Clelland tentang fisiologi keadaan syok dan homeostasis, syok adalah keadaan tidak cukupnya pengiriman oksigen ke jaringan. Syok merupakan keadaan gawat yang membutuhkan terapi yang agresif dan pemantauan yang kontinyu atau terus-menerus di unit terapi intensif.

Syok secara klinis didiagnosa dengan adanya gejala-gejala seperti berikut:
1. Hipotensi: tekanan sistole kurang dari 80 mmHg atau TAR (tekanan arterial rata-rata) kurang dari 60 mmHg, atau menurun 30% lebih.
2. Oliguria: produksi urin kurang dari 20 ml/jam.
3. Perfusi perifer yang buruk, misalnya kulit dingin dan berkerut serta pengisian kapiler yang jelek.

Syok dapat diklasifikasi sebagai syok hipovolemik, kardiogenik, dan syok anafilaksis. Di sini akan dibicarakan mengenai syok hipovolemik yang dapat disebabkan oleh hilangnya cairan intravaskuler, misalnya terjadi pada:

1. Kehilangan darah atau syok hemoragik karena perdarahan yang mengalir keluar tubuh seperti hematotoraks, ruptura limpa, trauma abdoment, dan kehamilan ektopik terganggu.
2. Trauma yang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan darah yang besar. Misalnya, fraktur humerus menghasilkan 500–1000 ml perdarahan atau fraktur femur menampung 1000–1500 ml perdarahan.
3. Kehilangan cairan intravaskuler lain yang dapat terjadi karena kehilangan protein plasma atau cairan ekstraseluler, misalnya pada:
1. Gastrointestinal: peritonitis, pankreatitis, dan gastroenteritis.
2. Renal: terapi diuretik, krisis penyakit Addison.
3. Luka bakar (kombustio) dan anafilaksis.

Pada syok, konsumsi oksigen dalam jaringan menurun akibat berkurangnya aliran darah yang mengandung oksigen atau berkurangnya pelepasan oksigen ke dalam jaringan. Kekurangan oksigen di jaringan menyebabkan sel terpaksa melangsungkan metabolisme anaerob dan menghasilkan asam laktat. Keasaman jaringan bertambah dengan adanya asam laktat, asam piruvat, asam lemak, dan keton (Stene-Giesecke, 1991). Yang penting dalam klinik adalah pemahaman kita bahwa fokus perhatian syok hipovolemik yang disertai asidosis adalah saturasi oksigen yang perlu diperbaiki serta perfusi jaringan yang harus segera dipulihkan dengan penggantian cairan. Asidosis merupakan urusan selanjutnya, bukan prioritas utama.

Gejala dan Tanda Klinis

Gejala syok hipovolemik cukup bervariasi, tergantung pada usia, kondisi premorbid, besarnya volume cairan yang hilang, dan lamanya berlangsung. Kecepatan kehilangan cairan tubuh merupakan faktor kritis respons kompensasi. Pasien muda dapat dengan mudah mengkompensasi kehilangan cairan dengan jumlah sedang dengan vasokonstriksi dan takhikardia. Kehilangan volume yang cukp besar dalam waktu lambat, meskipun terjadi pada pasien usia lanjut, masih dapat ditolerir juga dibandingkan kehilangan dalam waktu yang cepat atau singkat.

Apabila syok telah terjadi, tanda-tandanya akan jelas. Pada keadaan hipovolemia, penurunan darah lebih dari 15 mmHg dan tidak segera kembali dalam beberapa menit. Adalah penting untuk mengenali tanda-tanda syok, yaitu:

1. Kulit dingin, pucat, Turunnya turgor jaringan, Mengentalnya sekresi oral dan trakhea, bibir dan lidah menjadi kering, Bola mata cekung dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian kapiler selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
2. Takhikardia: peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah respons homeostasis penting untuk hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran darah ke mikrosirkulasi berfungsi mengurangi asidosis jaringan.
3. Hipotensi: karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah sistemik dan curah jantung, vasokonstriksi perifer adalah faktor yang esensial dalam mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran darah otak dapat dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak di bawah 70 mmHg.
4. Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik. Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin kurang dari 30 ml/jam.

Klasifikasi Syok
Berdasasarkan berat rinfganya keadaan klinis ( TTV pasien ), syok dapat dibedakan menjadi 4 kelas, dengan melihat klisnis penderita maka dapat diperkirakan banyknya darah yang hilang, yang di hitung berdasarkan presentase terhadap total effective blood volume dimana nilai EVB pada orang dewasa berkisar antara 70cc/KgBB, dan pada anak berkisar 200cc/KgBB


No
Derajat Syok
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Darah Hilang/cc
< 750 cc
750-1500
1500-2000cc
>2000cc
1
Darah Hilang % EVB
< 15 %
15-39%
30-40%
>40%
2
Nadi
<100
>100
>120
>140
3
Tekanan Darah
Normal
Normal
Turun
Turun
4
Tekanan Nadi
N cenderung meningkat
Turun
Turun
Turun
5
Respirasi
14-20
20-30
30-40
>40
6
Produksi Urine
>30 cc
20-30 cc
5- 15 cc
Tak ada
7
Kesadaran
Agak gelisah
Gelisah
Gelisah dan Binggung
Letargi
8
Cairan penganti
Kristaloid
Kristaloid
Kristaloid + darah
Kristaloid + darah

Penanganan Pertama

Penanganan pertama pada kondisi syok hipovolemik jelas berujuan untuk menganti cairan yang hilang, focus lain dari kita yaitu dengan pengupayaan penghentian sumber pendarahan dengan balur tekan, elevasi dan pressure poin untuk artei - arteri besar. setelah pendarahan diatasi selanjutnya adalah memperbaiki cairan intravasular dengan memberikan cairan dengan jumlah yang cukup dan dalam waktu yang singkat atau sering kita sebut resusitasi, untuk pemberian cairan kita perlu berkolaborasi dengan dokter, biasanya cairang yang digunakan untuk resusitasi awal adalah Ringger Laktat kemudian dapat dilanjut dengan hipertonic fluid atau kristaloid semacam HES atau gelofusin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar